PNIB Kritik Penanganan Kerusuhan, Tekankan Dialog Bersama Rakyat untuk Pulihkan Kepercayaan dan Jaga Persatuan Bangsa.

 

Jombang, 1 September 2025. MDTNI Journalist – Situasi kerusuhan di berbagai daerah belakangan ini dinilai sangat memprihatinkan. Sesama anak bangsa saling menyerang, marah, dan menjatuhkan akibat provokasi kepentingan politik maupun sosial. Memanasnya situasi yang berujung pada aksi kerusuhan nasional harus segera diakhiri demi kepentingan bangsa ke depan.

Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), AR Waluyo Wasis Nugroho atau Gus Wal, saat menyikapi perkembangan kondisi terkini.

“Situasi sudah anarkis dan menjurus pada amuk massa terhadap Pemerintah maupun Wakil Rakyat. Siapapun boleh menganalisis dan saling klaim penyebab utamanya. Namun yang lebih penting sekarang adalah meredam pertikaian. Ini menjadi tugas berat para tokoh dan pemimpin untuk duduk bersama mengakhiri amuk massa yang sudah di luar prediksi,” jelas Gus Wal.

Ia menambahkan, korban jiwa dan kerugian materi terus bertambah jika kerusuhan tidak segera disikapi secara bijak. Menurutnya, aparat memang wajib bertindak tegas, tetapi pendekatan humanis lebih diutamakan ketimbang penindakan bersenjata.

“Dalam situasi tidak terkendali pasti ada faktor kriminal yang menyusup. Jika kepolisian langsung menembak perusuh, hal itu justru akan memperkeruh keadaan. Di sinilah peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan untuk meredakan amuk massa dengan pendekatan emosional. Kami dari PNIB mengimbau seluruh elemen bangsa lintas agama, suku, dan budaya segera turun ke jalan menyatu bersama massa untuk meredam kemarahan,” tegasnya.

Gus Wal juga menekankan bahwa kerusuhan besar di bulan Agustus harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Ia mengingatkan pentingnya mempersempit jurang perbedaan sosial, politik, dan ekonomi agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu.

“Para pembuat kebijakan dan pemerintah dengan agenda politik tertentu seharusnya mendengar suara rakyat. Dalam perseteruan politik, rakyat selalu jadi korban. Padahal rakyat adalah pemilik kedaulatan bangsa yang sesungguhnya. Pemimpin dan wakil rakyat tidak mungkin menduduki posisinya sekarang tanpa persetujuan rakyat. Inilah saatnya membenahi krisis multidimensi yang terjadi. Mari kita jaga dan rawat Indonesia. Anarkisme bukan budaya bangsa ini,” ujar Gus Wal.

Ia juga menegaskan bahwa keputusan-keputusan penting tidak bisa hanya didominasi anggota dewan. “Tokoh masyarakat dan agama yang tidak terkontaminasi partai politik kini lebih dipercaya oleh rakyat. Dengan duduk berdiskusi bersama rakyat, akan lahir saling percaya atas keputusan yang diambil,” pungkasnya.

Redaksi: Iwan

Editor: Mnd

More From Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Gresik Punya Destinasi Kuliner Malam, TanaTuju Suguhkan Makanan UMKM, Live Music, dan Pemandangan Lampu Kota Memukau.

  GRESIK, 5 Spetember 2025. MDTNI Journalist  – Malam di Gresik kini tak lagi sepi. Hadirnya TanaTuju, pusat…

Kelurahan Bulak Banteng Luncurkan Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2025 untuk Warga Berpenghasilan Rendah di Kecamatan Kenjeran Surabaya.

  SURABAYA, 5 September 2025. MDTNI Journalist  – Melalui program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tahun Anggaran 2025,…

Kanit Binmas Polsek Balaraja Polresta Tangerang Ipda Setiyono Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di PT Mitra Toyota Indonesia Bersama Tokoh Agama dan Masyarakat.

  TANGERANG, 5 September 2025. MDTNI Journalist  – Kanit Binmas Polsek Balaraja Polresta Tangerang, Ipda Setiyono, SH,…