Surabaya, 30 Agustus 2025. MDTNI Journalist – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Nusantara (BEMNUS) Jawa Timur dan Aliansi BEM Kota Surabaya menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Sabtu (30/8) siang. Aksi yang berlangsung sejak pukul 11.11 hingga 13.25 WIB ini diikuti sekitar 600 orang, dipimpin oleh Nasrawi selaku Koordinator Aliansi BEM Surabaya.
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes atas tindakan represif aparat kepolisian yang dinilai telah menimbulkan korban jiwa, termasuk meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online dalam aksi di Jakarta.
Dalam aksinya, mahasiswa mengajukan sejumlah tuntutan, di antaranya:
-
Mendesak kepolisian untuk tidak lagi melakukan tindakan represif dalam penanganan demonstrasi.
-
Meminta proses hukum tegas terhadap pelaku pembunuhan Affan Kurniawan.
-
Membebaskan massa aksi yang ditahan aparat.
-
Melakukan reformasi total institusi kepolisian.
-
Menjamin transparansi kepolisian dalam menangani kasus pidana.
Sekitar pukul 12.05 WIB, massa tiba di depan Mapolda Jatim dan membentangkan spanduk serta poster dengan berbagai tulisan kritis, seperti “Polisi Bukan Pengayom Tapi Pembunuh” hingga “Reformasi Total Polri”. Massa kemudian melakukan orasi bergantian yang menyoroti tindakan represif aparat, lemahnya penegakan hukum, hingga kegagalan negara melindungi rakyatnya.
Pada pukul 12.45 WIB, massa sempat mencoba mendorong pintu masuk Mapolda dan melemparkan benda ke arah petugas, namun situasi berhasil dikendalikan oleh koordinator lapangan.
Tak lama kemudian, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang bersama pejabat utama Polda menemui mahasiswa. Dalam penyampaiannya, Kapolda menyampaikan permohonan maaf atas tragedi di Jakarta, memastikan penahanan oknum Brimob sebagai bentuk keseriusan penegakan hukum, dan berjanji akan mengawal kasus tersebut dengan transparan.
“Kami Polda Jatim menyampaikan bela sungkawa dan menjadikan tragedi ini sebagai evaluasi. Apabila rekan-rekan yang ditahan tidak terbukti bersalah, hari ini juga akan kami bebaskan,” ujar Irjen Pol Nanang.
Puncaknya, sekitar pukul 13.03 WIB, Kapolda Jatim menandatangani kesepakatan tuntutan mahasiswa sebagai bentuk komitmen institusi. Aksi kemudian berakhir pada pukul 13.25 WIB dengan massa meninggalkan Mapolda Jatim, meski sempat terjadi pelemparan batu dan botol ke arah aparat.
Aksi BEMNUS Jatim dan Aliansi BEM Surabaya ini merupakan bagian dari rangkaian aksi mahasiswa serentak di Surabaya. Para mahasiswa menegaskan aksi mereka adalah bentuk kekecewaan atas tindakan represif aparat terhadap pengunjuk rasa, sekaligus desakan agar institusi kepolisian melakukan reformasi menyeluruh.
Redaksi: Team
Editor: Mnd